Tampilkan postingan dengan label pemula. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pemula. Tampilkan semua postingan

Teknik Fotografi: Belajar Memotret Matahari Terbit dan Terbenam (Sunrise & Sunset)

Teknik Fotografi: Belajar Memotret Matahari Terbit dan Terbenam (Sunrise & Sunset) - Kali ini saya akan membahas tentang belajar cara memotret matahari terbit dan terbenam atau dalam istilah lainnya yaitu membuat foto atau gambar sunrise & sunset. Sebelum masuk lebih dalam, saya memohon maaf yang sebsar-besarnya kepada sobat pembaca sekalian yang sudah lama menunggu tulisan-tulisan terbaru saya. Selama beberapa bulan terakhir saya harus disibukkan dengan urusan pekerjaan sehingga ada beberapa kewajiban yang tidak dapat saya tinggalkan, yang pada akhirnya membuat saya kesulitan membagi waktu untuk menulis.

Dalam belajar fotografi, saya seringkali memanfaatkan alam ciptaan Tuhan yang begitu indah untuk mengasah skill fotografi. Bisa dikatakan bahwa saya sangat menyukai fotografi jenis landscape, di mana ketika memotret landscape pasti tidak pernah lepas dari yang namanya memotret matahari terbit (sunrise) atau terbenam (sunset). Ada keasyikan tersendiri dari memotret matahari yang baru terbit maupun yang akan terbenam.

Teknik Fotografi: Belajar Memotret Matahari Terbit dan Terbenam (Sunrise & Sunset)

Memotret sunrise membuat kita dapat bangun lebih pagi dan menikmati segarnya udara sembari belajar memotret macro (serangga, bunga, embun, dsb). Sedangkan memotret sunset, sambil menyegarkan pikiran setelah seharian beraktifitas sambil menunggu matahari tenggelam, apalagi jika dilakukan dengan teman-teman sehobi. Sudah tentu, ada banyak hal positif yang kita dapatkan.

Belajar cara memotret matahari terbit (sunrise) atau terbenam (sunset) sebenarnya hampir sama saja, karena suhu warna yang bersumber dari cahaya matahari memiliki titik yang relatif sama (akan saya bahas tentang Suhu atau Temperatur Warna pada postingan lainnya). Namun kecenderungan ketika matahari terbit dan akan terbenam, suhu warna yang baik adalah bersifat hangat (kekuningan).

Teknik Fotografi: Belajar Memotret Matahari Terbit dan Terbenam (Sunrise & Sunset)

Teknik Memotret Matahari Terbit dan Terbenam

Sebelum memotret, persiapkan alat penyangga kamera (tripod) karena kita akan sering menggunakan shutter speed yang lambat. Setting bukaan lensa dengan nilai F/7.1 atau di atasnya. Shutter speed bergantung pada hasil akhir foto seperti apa yang kita inginkan. Jika ingin memotret siluet (bayangan objek) yang background nya agak redup, ada baiknya menggunakan shutter speed cepat. Namun jika ingin memotret pemandangan secara keseluruhan dengan detail dan warna yang jelas, ada baiknya menggunakan shutter speed lambat, untuk itulah tripod digunakan.

Selanjutnya silahkan berkreasi, kira-kira foto seperti apa yang ingin kita hasilkan. Cobalah dimulai dengan shutter speed cepat menuju shutter speed lambat atau sebaliknya, dan ciptakanlah foto yang indah sesuai dengan yang kita inginkan.

Nah, itulah tadi teknik fotografi singkat yang dapat saya bagikan kali ini tentang belajar cara memotret matahari terbit dan terbenam (sunset & sunrise). Semoga postingan ini membantu sobat pembaca sekalian untuk lebih semangat belajar fotografi.

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula - Untuk mendalami dunia fotografi, ada teknik-teknik dasar untuk pemula yang harus dipelajari. Menurut saya pribadi, yang tentunya masih pemula dalam dunia fotografi, selain dipelajari teknik-teknik dasar untuk pemula tersebut ada baiknya untuk diterapkan ketika kita mulai terjun ke lapangan dan memotret. Karena jika hanya membaca teori tanpa praktik, maka percuma saja mempelajari fotografi.

Teknik Fotografi Pemula

Sebenarnya banyak sekali teknik-teknik dasar yang disarankan oleh mereka yang telah berpengalaman dalam bidang ini. Kali ini saya akan membaginya dalam beberapa poin penting. Berikut merupakan teknik fotografi dasar untuk pemula yang wajib teman-teman kuasai.


Exposure dalam fotografi menunjukan seberapa banyak cahaya diserap oleh sensor kamera ketika kita menekan tombol shutter. Banyaknya cahaya yang diserap tersebut menentukan foto seperti apa yang kita hasilkan. Jika terlalu banyak, maka foto yang kita hasilkan akan menjadi terang dari kondisi normalnya atau biasanya dikenal dengan istilah Overexposure.

Sedangkan jika terlalu sedikit cahaya yang diserap, maka foto yang kita hasilkan akan menjadi gelap dari kondisi normalnya atau biasa disebut Underexposure. Jadi jangan heran ketika pertama kali memotret dengan kamera dslr atau sejenisnya (dengan mode manual atau semi manual), foto yang kita hasilkan tidak sesuai dengan harapan.

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula

Bagaimana mensiasati hal tersebut? Cara termudah adalah dengan menguasai konsep dan settingan shutter speed, iso dan aperture pada kamera yang teman-teman pakai. 


ISO dalam fotografi merupakan tingkat kemampuan atau sensitivitas sensor kamera dalam menyerap cahaya yang masuk melalui lensa ketika kita menekan tombol shutter. Dari pengertiannya kita dapat menarik kesimpulan bahwa ISO dapat kita ubah tingkat sensitivitasnya pada kamera menurut keinginan kita, maka kuasailah settingan kamera yang teman-teman miliki saat ini.

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula

Dalam penggunaan ISO, tentu semakin kecil angka pada settingan maka semakin kecil tingkat sensitivitasnya atau gampangnya semakin redup pula foto yang kita hasilkan. Bagaimana dengan penggunaan settingan ISO tinggi? Kebalikannya dari penggunaan settingan ISO rendah, hanya saja ada beberapa pertimbangan yang harus teman-teman ingat.

Semakin kecil ISO yang digunakan, maka semakin baik kualitas foto yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena noise yang dihasilkan juga sedikit. Hal berlaku kebalikannya ketika memotret menggunakan ISO tinggi.

Menguasai Konsep Shutter Speed

Shutter Speed menunjukkan seberapa lama lubang sensor kamera terbuka dan menyerap cahaya ketika tombol shutter ditekan sampai menghasilkan gambar. Semakin lama settingan shutter speed yang kita gunakan maka semakin banyak cahaya yang diserap atau semakin terang, berlaku juga untuk kebalikannya. Bagaimana ketika kita memotret dalam kondisi yang gelap dan settingan ISO yang rendah? Selain aperture, settingan shutter speed ini juga sangat membantu dalam menghasilkan foto dengan nilai exposure yang tepat.

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula

Terlepas dari pada itu, ada hal penting yang harus diingat bahwa semakin panjang waktu yang digunakan pada settingan shutter speed, maka semakin rentan foto yang dihasilkan menjadi blur karena disebabkan oleh guncangan. Secara teoritis, tangan manusia akan menghasilkan foto yang blur jika menggunakan settingan di bawah 1/80 atau lebih lama.

Untuk mensiasati hal tersebut maka diperlukan bantuan dudukan kamera atau tripod. Shutter speed sendiri dapat dikreasikan untuk membuat foto dengan efek tertentu yang dramatis, teknik ini dikenal dengan istilah low speed.

Menguasai Konsep Aperture

Aperture adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar lensa terbuka ketika sensor kamera menyerap cahaya yang masuk melalui lensa, biasanya disebut dengan bukaan lensa. Semakin besar bukaan lensa maka foto yang dihasilkan semakin terang dan memiliki area ketajaman yang sempit.
Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula
Begitu juga sebaliknya, semakin kecil bukaan lensa maka foto yang dihasilkan semakin redup dan memiliki area ketajaman yang luas. Area ketajaman foto ini biasanya dikenal dengan istilah Depth of Field.

Menguasai Komposisi Rule Of Thirds

Komposisi di dalam dunia seni diartikan sebagai tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni. Di dalam fotografi dikenal dengan istilah komposisi Rule Of Thirds.

Pada komposisi Rule of Thirds, sebuah bidang foto dibagi oleh masing-masing 3 buah garis vertical dan horizontal yang membagi ukurannya menjadi 9 bagian sama besar, sehingga pertemuan dari garis vertical tersebut akan menghasilkan 4 titik utama.

Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula

Dalam Rule of Thirds, dikatakan bahwa ketika kita menempatkan objek utama yang menjadi Point of Interest (PoI) di salah satu titik tersebut maka secara keseluruhan foto akan menjadi balance dan menarik untuk dilihat.

Dalam ilmu desain ada teori yang menyatakan bahwa mata manusia secara natural cenderung tertuju pada salah satu titik di atas dibandingkan pada pusat titik tengah foto. Sehingga ketika sebuah foto disusun dengan komposisi Rule of Thirds akan lebih menarik karena sejalan dengan cara mata manusia meilihatnya.

Nah, demikian lah tadi postingan tentang 'Teknik Fotografi, Belajar Teknik Fotografi Dasar Untuk Pemula' yang dapat saya bagikan kali ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Selamat belajar dan selamat memotret. :)

Fotografi Landscape, Tips Dasar Memotret Landscape Pemula

Fotografi Landscape, Tips Dasar Memotret Landscape Pemula - Fotografi landscape adalah fotografi yang lebih memfokuskan pada pemotretan pada area yang luas yang di dalamnya memuat banyak sekali komposisi. Foto-foto yang termasuk dalam fotografi landscape meliputi foto panorama, alam dan arsitektur bangunan.

Menurut saya secara pribadi, jika ingin mendalami dunia fotografi kita harus menguasai tips dasar memotret landscape. Karena ketika kita sudah masuk lebih dalam di dunia fotografi, kita akan sering bepergian ke tempat-tempat baru yang memiliki panorama begitu indah. Dengan menguasai tips dasar fotografi landscape, paling tidak kita dapat membuat foto landscape yang baik serta tidak mengalami kesulitan-kesulitan dalam memotret landscape.

Fotografi Landscape, Tips Dasar Memotret Landscape Pemula


Berikut ini merupakan tips dasar memotret landscape untuk pemula yang wajib untuk dipersiapkan sebelum anda memotret landscape atau bepergian ke tempat-tempat yang memiliki panorama indah yang siap untuk dipotret.

Menggunakan Lensa Wide Angle


Lensa wide angle merupakan lensa yang memiliki focal length yang pendek sehingga area perspektif foto yang diperoleh menjadi lebih luas (baca postingan tentang "focal length kamera dslr"). Dalam memotret landscape jika anda memiliki budget lebih, belilah lensa wide angle yang secara khusus untuk memotret landscape. "Bagaimana jika ingin memotret landscape tapi tidak memiliki lensa wide angle?"

Sebenarnya tidak ada aturan mutlak untuk memotret landscape harus menggunakan lensa wide. Setiap pembelian kamera baru biasanya kita mendapatkan lensa bawaan atau lensa kit (dengan focal length 18-55mm), kita dapat menggunakan panjang fokal lensa terpendek untuk memotret landscape (pada focal length 18mm).

Menggunakan Tripod


Tripod merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki jika ingin memotret landscape untuk mengurangi blur pada foto ketika kita mengambil gambar. Meski sebagian besar lensa yang ada saat ini memiliki vibrate reduction atau image stabilization, hasil foto yang blur akan cukup menjadi masalah ketika kita memotret menggunakan shutter speed yang lambat.

Salah satu contohnya ketika kita memotret landscape di mana terdapat air terjun atau awan, ketika kita ingin 'menangkap' gerakan air atau awan tersebut dengan shutter speed yang lambat, maka sangat mungkin terjadinya guncangan pada kamera yang disebabkan oleh tangan kita atau angin yang berhembus (terutama di pantai). Maka milikilah tripod yang kokoh meski harus merogoh kantong, karena hasilnya akan sangat memuaskan.

Menggunakan Filter Lensa


Filter lensa merupakan salah satu peralatan penting untuk memotret landscape, terutama ketika kita memotret landscape pada kondisi cahaya dengan intensitas yang tinggi (pagi sampai dengan sore hari). Biasanya filter yang wajib dimiliki untuk memotret landscape yaitu filter CPL, filter ND dan Filter GND (baca postingan tentang "filter lensa").

Menguasai Konsep Depth Of Field


Prinsip utama dalam fotografi landscape yaitu menghasilkan foto dengan area persektif yang luas serta tajam di semua area. Pilihlah settingan bukaan lensa yang kecil (angka f besar), biasanya berkisar antara F/8 sampai dengan F/18 tergantung pada intensitas cahaya dan efek seperti apa yang ingin kita buat. Namun hal penting yang harus diperhatikan yaitu jika menggunakan bukaan lensa yang sangat kecil (di atas F/20) akan menimbulkan efek softness atau yang biasa disebut dengan difraksi, jadi pertimbangkanlah.

Menentukan Perspektif 


Perspektif dalam memotret bagi setiap orang secara umum pasti berbeda, cobalah untuk memotret landscape dengan perspektif yang berbeda dari biasanya. Sangat direkomendasikan sekali bagi anda menguasi komposisi dalam fotografi. Jika sudah menguasai dua hal tersebut dengan baik, maka anda akan merasakan sendiri manfaatnya nanti.

Misalnya di suatu tempat yang sering dikunjungi orang banyak, potretlah dengan sudut pandang atau view yang berbeda dari orang lain. Dengan membuat perspektif yang berbeda pada lokasi 'sejuta umat' tersebut, tentu foto kita akan memiliki kesan tersendiri yang khas. Percayalah, foto anda akan memberikan warna yang berbeda bagi orang lain yang melihatnya.

Menentukan Spot, Waktu dan Cuaca


Spot (lokasi), waktu dan cuaca merupakan unsur yang sangat penting dalam memotret landscape. Banyak fotografer yang mendalami dunia fotografi landscape yang menghabiskan waktu untuk menentukan lokasi dan waktu serta perubahan cuaca ketika akan memotret. Jika anda memiliki banyak waktu, cobalah untuk meninjau lokasi yang akan digunakan untuk memotret dan potretlah beberapa area tertentu untuk memperoleh informasi lebih mengenai lokasi tersebut.

Setelah itu komposisikan foto yang nantinya akan anda potret berdasarkan referensi yang telah ada. Selanjutnya pilihlah waktu yang tepat jika anda ingin mendapatkan efek tertentu dari foto, misalnya pada pagi atau sore hari sehingga foto yang dihasilkan nanti menjadi maksimal.

White Balance Dalam Fotografi

White Balance Dalam Fotografi - Apa itu white balance? Mengapa kita harus menguasai white balance? Bagaimana memilih white balance yang tepat? Postingan kali ini akan membahas secara tuntas tentang "white balance dalam fotografi".

Untuk menghasilkan karya dalam fotografi yang menarik, white balance memberikan pengaruh yang sangat besar pada hasil akhir foto kita. Sangat penting untuk mengerti white balance dalam fotografi karena jika kita tidak menguasainya dengan baik, tentu hasil foto kita akan menjadi kurang maksimal.

Pengertian White Balance Dalam Fotografi

Pengertian white balance dalam fotografi yaitu suatu pengaturan pada kamera yang menentukan keseimbangan warna pada foto yang akan dihasilkan. Pengaturan white balance inilah mempengaruhi suhu warna (keadaan cahaya) pada foto ketika kita menekan tombol shutter pada saat membidik objek.

Mengenal White Balance Dalam Fotografi

White balance juga dapat diartikan sebagai kemampuan kamera dalam membaca/menterjemahkan warna putih berdasarkan sumber cahaya yang ada. Sumber cahaya mempengaruhi kemampuan kamera dalam membaca warna putih, karena setiap sumber cahaya mempunyai suhu yang berbeda (menggunakan satuan Kelvin).

White Balance Dalam Fotografi

Sebagai contoh, pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu neon cenderung berwarna kebiru-biruan atau dingin. Sedangkan pencahayaan yang dihasilkan oleh lampu bohlam cenderung berwarna kekuning-kuningan atau hangat. Dengan menggunakan pengaturan white balance yang tepat, kita dapat menghasilkan foto yang memiliki suhu warna netral meskipun berada di salah satu kondisi pencahayaan di atas.


Menentukan White Balance Pada Kamera DSLR

Hampir semua kamera dslr bahkan smartphone saat ini memiliki fitur preset white balance. Berikut beberapa preset white balance yang dapat kita gunakan.

Auto

Kamera akan secara otomatis menebak suhu warna melalui sensor yang tertanam pada kamera. White balance auto ini seringkali digunakan pada banyak kondisi, namun tidak semua kondisi memberikan hasil yang baik dengan preset auto ini (misalnya foto sunrise/sunset).

Tungsten

White balance tungsten biasanya disimbolkan dengan warna bohlam, sangat cocok digunakan pada ruangan dengan kondisi pencahayaan yang menggunakan lampu bohlam.

Flourscent

White balance flourscent biasanya disimbolkan dengan lampu neon, sangat cocok digunakan pada ruangan dengan kondisi pencahayaan yang menggunakan lampu neon.

Daylight

White balance daylight biasanay disimbolkan dengan gambar matahari, sangat cocok digunakan pada saat di luar ruangan (outdoor) atau pada saat matahari bersinar cerah.

Cloudy

White balance cloudy biasanya disimbolkan dengan gambar awan, sangat cocok digunakan pada saat di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang mendung (berawan) atau tidak ada sinar matahari.

Flash

White balance flash biasanya disimbolkan dengan lampu flash, jika memotret menggunakan lampu flash (strobis), gunakanlah white balance ini.

Shade

White balance shade biasanya disimbolkan dengan rumah atau pohon, gunakanlah pada saat memotret di dalam rumah (siang hari) atau ketika berada pada daerah jatuhnya bayangan (bukan sinar matahari langsung).

Cara Setting White Balance Manual

Beberapa kamera menyediakan fasilitas setting white balance manual. Setting manual adalah cara paling akurat jika kita bingung dengan temperatur warna sumber cahaya kita. Ini biasanya terjadi dalam pemotretan dengan sumber pencahayaan yang lebih kompleks (lebih dari satu jenis temperatur warna). Saya akan membahasnya pada postingan khusus.

White Balance Dalam Fotografi

Ada cara lebih mudah dan sangat akurat yaitu menggunakan expodisc atau kenko, harganya berkisar dari Rp. 800 ribu s/d Rp. 1,5 Juta. Dapat ditemukan di toko-toko kamera besar.

Komposisi Dalam Fotografi, Menguasai Rule of Thirds

Komposisi Dalam Fotografi - Salah satu hal penting yang harus kita kuasai sebelum memotret yaitu menguasai komposisi dalam fotografi. Untuk dapat menghasilkan karya-karya yang indah, ada baiknya kita belajar komposisi dalam fotografi mulai dari sekarang. 

Ada beberapa teman yang bertanya kepada saya seperti ini "Apa pengertian komposisi dalam fotografi?". Mari kita simak lebih jauh mengenai komposisi dalam fotografi.

Pengertian Komposisi Dalam Fotografi


Komposisi di dalam dunia seni diartikan sebagai tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni. Di dalam dunia fotografi ada banyak prinsip komposisi, yang paling sering kita dengar adalah Rule of Thirds. Sebenarnya prinsip komposisi ini tidak wajib harus diterapkan, namun untuk menjadi kreatif di dalam dunia seni, kita harus mengetahui aturan mainnya terlebih dahulu sebelum 'mendobrak'nya.

Belajar Komposisi Rule of Thirds


Pada komposisi Rule of Thirds, sebuah bidang foto dibagi oleh masing-masing 3 buah garis vertical dan horizontal yang membagi ukurannya menjadi 9 bagian sama besar, sehingga pertemuan dari garis vertical tersebut akan menghasilkan 4 titik utama.

Komposisi Dalam Fotografi, Menguasai Rule of Thirds

Dalam Rule of Thirds, dikatakan bahwa ketika kita menempatkan objek utama yang menjadi Point of Interest (PoI) di salah satu titik tersebut maka secara keseluruhan foto akan menjadi balance dan menarik untuk dilihat. Dalam ilmu desain ada teori yang menyatakan bahwa mata manusia secara natural cenderung tertuju pada salah satu titik di atas dibandingkan pada pusat titik tengah foto. Sehingga ketika sebuah foto disusun dengan komposisi Rule of Thirds akan lebih menarik karena sejalan dengan cara mata manusia meilihatnya.

Sebenarnya, di dalam fotografi tidak ada larangan untuk menempatkan objek yang menjadi point of interest di bagian tengah foto. Tetapi, kita dapat membuat foto lebih menarik dan optimal dengan tidak menempatkan objek utama di bagian tengah foto sehingga secara tidak langsung akan menarik mata untuk menjelajah foto.

Pada dasarnya, meletakkan objek utama di bagian tengah foto hanya akan membuat mata memusatkan perhatian pada bagian tengah foto sehingga akan tampak datar, kecuali penempatannya dimaksudkan untuk menciptakan representasi dari realitas.

Jadi dengan memahami komposisi Rule of Thirds, kita dapat menentukan sendiri faktor-faktor yang menyusun sebuah foto dan bagaimana kita akan membuat foto yang lebih menarik.

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR - Postingan ini akan membahas cara menguasai mode metering pada kamera dslr. Ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya tentang konsep dasar metering pada kamera dslr.

Seperti yang pernah saya tulis bahwa, metering pada kamera dslr merupakan alat ukur pada kamera yang membantu kita mengetahui (mengukur) besarnya nilai exposure ketika kita membidik objek.

Maka kali ini kita akan sama-sama belajar mengenai beberapa mode metering yang terdapat pada kamera dslr. Secara umum terdapat tiga jenis mode metering pada kamera dslr saat ini yaitu matrix/evaluative metering, center weighted metering, dan spot/partial metering.

Berikut penjelasan perbedaan untuk masing-masing mode metering pada kamera dslr.

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR

Matrix/Evaluative Metering Pada Kamera DSLR Nikon

Matrix/evaluative metering merupakan mode metering yang sama, pada kamera Nikon dikenal dengan matrix metering, sedangkan pada kamera Canon dikenal dengan evaluate metering.

Merupakan mode metering yang membagi seluruh objek yang ada dalam suatu foto menjadi beberapa bagian, kemudian masing-masing bagian tersebut diukur tingkat gelap-terangnya.

Selain itu, kamera juga lebih memprioritaskan bagian di mana kita meletakkan titik fokus sebagai bagian yang paling penting. Setelah semua informasi yang diperlukan kamera terkumpul, maka selanjutnya kamera mencoba memberikan nilai exposure yang tepat.

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR

Mode matrix/evaluative metering ini sering digunakan dalam kegiatan pemotretan sehari-hari dan pada hampir semua situasi pemotretan normal. Karena dianggap paling akurat, mode matrix/evaluate metering ini sering digunakan oleh para fotografer.

Jadi sebelum mencoba menggunakan mode metering lainnya, alangkah baiknya kita memulainya dengan menguasai mode matrix/evaluative metering ini.

Center Weighted Metering Pada Kamera DSLR Canon


Mode center weighted metering merupakan mode metering pada kamera dslr yang mengukur pantulan atau refleksi cahaya di sekitar titik tengah frame dan mengabaikan bagian atau sudut lainnya.

Dengan begitu kamera akan mengukur nilai exposure pada titik tengah viewfinder dan mengabaikan area lainnya yang mungkin intensitas cahayanya lebih terang dari titik fokus. 

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR

Berbeda dengan mode matrix/evaluative metering, pada mode center weighted metering ini kamera tidak akan memperhitungkan titik fokus selain di tengah.

Tetapi kamera hanya akan mengukur exposure pada bagian tepat di tengah viewfinder kamera. Biasanya mode center weighted metering ini sering digunakan untuk sesi pemotretan foto close-up.

Spot/Partial Metering Pada Kamera DSLR

Spot metering pada kamera dslr merupakan mode yang mengukur cahaya di sekitar titik fokus dan mengabaikan bagian lainnya atau lebih tepatnya sebesar 3% dari keseluruhan foto. Sedangkan partial metering pada kamera dslr mengukur area yang lebih besar dari spot metering atau sekitar 10% dari keseluruhan foto serta mengabaikan bagian lainnya.

Pada dasarnya prinsip kerja kedua mode metering ini sama saja, yaitu mengukur bagian frame yang menjadi titik fokus lalu mengevaluasi nilai exposure nya dan mengabaikan bagian lainnya. Yang membedakannya hanya luas area nya saja.

Menguasai Mode Metering Pada Kamera DSLR

Spot/partial metering pada kamera dslr biasanya digunakan untuk memotret objek (manusia) yang membelakangi matahari namun berada jauh dari kamera. Sehingga objek hanya merupakan bagian yang kecil dari frame secara keseluruhan.

Jika menggunakan mode selain spot/partial metering, kemungkinan hasil foto yang diperoleh adalah berupa siluet. Karena kamera akan lebih cenderung mengukur cahaya matahari yang mendominasi foto.

Contoh lain penggunaan mode spot/partial metering pada kamera dslr yaitu ketika kita memotret burung di atas pohon yang cukup jauh sebagai objek utama. Karena burung hanya merupakan bagian kecil dari frame, maka dengan penggunaan mode spot/partial metering akan menghasilkan nilai exposure yang tepat. 

Cara Mengubah Mode Metering Pada Kamera DSLR

Untuk kamera jenis dan seri yang berbeda, cara mengubah mode metering tentunya berbeda pula. Saya tidak akan membahasnya panjang lebar di sini karena pembahasannya akan menjadi panjang lebar.

Cara mudah untuk mengubah mode metering pada kamera dslr yaitu dengan membaca buku panduan manual yang anda dapatkan ketika membeli kamera atau dengan mendownload ebook di situ resminya.

Metering Pada Kamera DSLR

Metering Pada Kamera DSLR - Sebagai seorang pemula dalam fotografi (seperti saya), pernahkah anda mendengar istilah metering pada kamera dslr? Apa fungsi metering pada kamera? Bagaimana cara kerja metering pada kamera? Sebelum memulai memotret, penting sekali untuk memahami metering pada kamera dslr. Pada dasarnya metering pada kamera DSLR ini sangat erat kaitannya dengan konsep exposure (penggunaan shutter speedaperture dan iso).

Jika exposure adalah istilah yang digunakan untuk menentukan seberapa banyak cahaya diserap oleh sensor kamera melalui lensa. Maka metering ini merupakan alat ukur yang membantu kita mengetahui besarnya nilai exposure saat kita membidik objek.

Dengan kata lain, metering pada kamera dslr digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dilihat oleh lensa kamera.

Fungsi Metering Pada Kamera DSLR

Fungsi metering pada kamera dslr adalah untuk menghasilkan foto yang memiliki nilai exposure yang tepat, sehingga foto yang dihasilkan tidak terlalu terang (overexposure) atau terlalu redup (underexposure). 

Selain itu metering pada kamera dslr juga berfungsi untuk melakukan pengambilan gambar (yang sama) tapi dengan nilai exposure yang berbeda, teknik ini biasanya untuk membuat gambar yang memiliki area dinamis yang lebar atau biasa dikenal dengan istilah HDR (high dynamic range), tentunya memerlukan olah digital lebih lanjut.

Cara Membaca Metering Pada Kamera DSLR

Informasi metering pada kamera ini dapat dilihat melalui layar kamera atau jendela bidikan (viewfinder). Biasanya terletak di bagian tengah bawah, seperti meteran atau penggaris. Perhatikan contoh gambar berikut.

Metering Pada Kamera DSLR

Pada contoh di atas, metering yang menghasilkan gambar dengan exposure yang tepat (tidak over atau under) adalah ketika metering menunjukkan angkat nol atau berada di tengah-tengah. Metering ini relatif rentan mengalami perubahan, baik itu karena settingan yang kita terapkan maupun kondisi cahaya yang ada.

Cara Kerja Metering Pada Kamera DSLR

Ketika kita memotret sebuah objek (dalam satu frame), maka terdapat beberapa objek berbeda lainnya (baik itu foreground atau background). Setiap objek dalam foto memantulkan cahaya yang mengenainya, intensitas cahaya yang dipantulkan setiap objek pun berbeda-beda mulai dari terang sampai gelap.

Metering pada kamera dslr inilah yang menangkap informasi intensitas cahaya dari setiap objek tersebut dan mencoba menyesuaikannya ke dalam metering sehingga dihasilkan kombinasi yang tepat mengenai nilai exposure nya (settingan iso, aperture dan shutter speed).

Semakin beragam tingkat intensitas cahaya yang dipantulkan oleh setiap objek tersebut, maka semakin rumit metering pada kamera dslr ini menangani hal tersebut.

Metering Pada Kamera DSLR

Pada dasarnya, besarnya sensitivitas gelap-terang rata-rata dalam sistem metering kamera adalah 18% grey (abu-abu). Misalnya ketika kita memotret seorang model yang background nya lebih terang, maka metering pada kamera akan membuat model tersebut terlihat lebih gelap dari kondisi aslinya.

Hal ini disebabkan karena metering pada kamera mengantisipasi background yang terang tersebut dan membawanya ke arah 18% grey (mendekati nilai exposure normal), sehingga objek foto akan menjadi lebih redup (underexposure).

Begitu juga sebaliknya, ketika kita memotret objek yang lebih terang dengan background yang gelap (hitam). Maka metering pada kamera akan secara otomatis membawa background tersebut ke arah 18% grey sehingga objek utama nya menjadi lebih terang (overexposure) dari kondisi normalnya.

Mengantisipasi Kekurangan Metering Pada Kamera DSLR

Ketika kita menggunakan settingan metering default pada kamera, tentunya seringkali foto yang dihasilkan kurang maksimal atau tidak sesuai kondisi normal mata kita (seperti penjelasan di atas).

Metering Pada Kamera DSLR

Tapi tenang saja, karena fitur metering pada kamera dslr saat ini terbagi menjadi beberapa jenis, tugas kita hanya perlu menentukan settingan metering mana yang harus kita kita gunakan ketika memotret objek dalam kondisi tertentu. Beberapa jenis mode metering pada kamera dslr dapat anda baca di sini.

Data Exif Foto Dalam Fotografi

Data Exif Foto Dalam Fotografi - Data exif foto dalam fotografi adalah standar yang digunakan untuk menyimpan informasi yang terdapat pada foto. Istilah exif dalam fotografi hampir sama dengan metadata.

Jika istilah metadata mengacu kepada pengertian yang lebih luas, maka data exif foto lebih sering digunakan dalam dunia fotografi, misalnya ketika ingin memperoleh informasi mengenai shutter count. Exif sendiri merupakan singkatan dari Exchangeable Image File Format.

Istilah exif dalam fotografi sebenarnya bukan hanya untuk foto (hasil kamera atau smartphone) tetapi juga untuk file suara yang direkam oleh kamera digital.

Tag metadata yang didefinisikan dalam exif meliputi spektrum yang di dalamnya terdapat informasinya sangat luas tentang suatu file, adapun informasi yang dimiliki dalam exif ini meliputi:
  • Informasi tanggal dan waktu ketika foto dibuat.
  • Informasi panjang dan lebar pixel foto (dimensi foto).
  • Informasi pengaturan kamera pada saat foto dibuat. Meliputi informasi vendor kamera, merk dan jenis kamera yang digunakan, settingan shutter speedaperture dan iso, dan focal length (panjang fokal lensa).
  • Thumbnail untuk melihat pratinjau gambar melalui layar LCD kamera, file manager dan software manipulasi (seperti photoshop).
  • Deskripsi foto.
  • Informasi hak cipta.

Masih banyak informasi tentang foto yang dapat kita ketahui melalui data exif foto ini. Dengan membaca postingan "Data Exif Foto Dalam Fotografi" ini, paling tidak anda sudah mengerti gambaran umum tentang arti data exif foto.

Cara Mengetahui Data Exif foto , arti exif foto, data exif foto 

Jika ingin melihat data exif dari sebuah foto, caranya cukup mudah. Adapun caranya yaitu sebagai berikut.
  • Buka sebuah foto di komputer anda. 
  • Pada Windows, klik kanan foto lalu pilih Properties (paling bawah), lalu klik tab Details.
  • Jika menggunakan Mac (finder), klik kanan lalu pilih More Info.

Data Exif Foto Dalam Fotografi


Pentingnya Mengetahui Data Exif Foto , arti exif foto, data exif foto

Dengan mengetahui arti data exif foto, ada beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh dari hal ini. Di antaranya adalah sebagai berikut.
  • Dapat membandingkan settingan yang digunakan untuk mengambil suatu foto dengan settingan foto lainnya, lalu membandingkan hasil yang diperoleh masing-masing foto. Dari situ kita bisa memperoleh kesimpulan untuk menentukan settingan yang tepat ketika memotret dalam kondisi tertentu.
  • Lebih mudah mengelompokkan foto berdasarkan jenisnya. Misalnya berdasarkan jenis lensa, tanggal foto dan lainnya.
  • Dapat belajar dari fotografer yang sudah profesional di situs atau forum-forum tertentu dan mengamati data exif foto mereka. Sehingga kita dapat mencoba menerapkannya untuk membuat foto kita sendiri.
  • Biasanya data exif foto diperlukan dalam lomba-lomba fotografi. Karena pada umumnya informasi data exif foto merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi ketika kita mengikuti lomba-lomba tersebut.

Nah, mulai sekarang silahkan mengamati data exif foto yang anda miliki. :)

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi - Jika berbicara tentang pencahayaan (lighting) dalam fotografi (baca kembali tentang konsep 'pencahayaan dalam fotografi'), maka hal ini tidak terlepas dari teknik atau cara yang digunakan dalam memanfaatkan sumber cahaya ketika memotret.

Teknik pencahayaan dalam fotografi ini sangat penting untuk dipelajari dan dilatih agar kemampuan kita dalam dunia fotografi semakin terasah dengan baik.

Berdasarkan arah datangnya cahaya, teknik pencahayaan (lighting) dalam fotografi terbagi menjadi banyak jenis. Namun secara umum terdapat tujuh jenis teknik dasar pencahayaan yang dikenal dan seringkali digunakan saat memotret yaitu front light, oval light, side light, rim light, back light, top light, dan ray of light.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Teknik Front Light

Teknik front light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang fotografer. Cahaya yang datang saling berhadapan dengan area yang menjadi fokus utama objek foto, sehingga objek akan mendapatkan pencahayaan yang penuh.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Kekurangan yang dimiliki dari penggunaan teknik front light ini yaitu objek utama akan terkesan datar (flat) atau tanpa dimensi. Kelebihan yang dimiliki dengan menggunakan teknik frontlight ini yaitu kita dapat memperoleh informasi warna yang dimiliki oleh objek yang kira potret.

Teknik Oval Light

Teknik oval light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari sudut 45º dari posisi fotografer berada atau sekitar 3/4 dari posisi objek yang dipotret. Karakteristik dari teknik oval light ini adalah untuk memunculkan dimensi pada objek tanpa kehilangan karakter warna yang dimilikinya.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Teknik ini banyak digunakan dalam studio dan dikenal dengan nama rembrant light atau lip. Biasanya digunakan reflector untuk membantu dalam memotret dengan teknik pencahayaan ini.

Teknik Side Light

Teknik side light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari samping objek, sehingga posisi jatuhnya bayangan berada pada posisi lainnya.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Karakteristik dari teknik side light ini yaitu untuk memunculkan tekstur dari objek yang dipotret. Teknik side light ini juga banyak digunakan untuk foto yang diambil di dalam studio.

Teknik Rim Light

Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang objek dengan sudut 1/4 objek, sehingga bagian depan objek akan tampak gelap.
Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Karakteristik dari penggunaan teknik rim light ini adalah untuk menampilkan bentuk garis atau kontur yang jelas dan kilauan bagian tepi belakang objek yang diportret.

Teknik Back Light

Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari belakang objek yang dipotret. Fotografer berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya (objek membelakangi sumber cahaya).

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Teknik back light ini sering digunakan untuk memotret foto siluet (seperti foto petani yang saya potret di atas). Karena tujuan dari penggunakan teknik back light adalah untuk memunculkan bentuk objek secara kesuluruhan yang utuh.

Teknik Top Light

Teknik top light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari bagian atas objek yang dipotret, sehingga memunculkan kilauan rambut (hair light), terlebih jika sumber cahaya berada agak belakang dari objek.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Teknik top light ini digunakan untuk membuat foto yang bagian atas objeknya memiliki kilauan sehingga menimbulkan kesan yang sangat menarik. Baiasanya digunakan untuk memotret foto butterfly light.

Teknik Ray of Light

Teknik ray of light merupakan teknik yang memanfaatkan karakteristik cahaya, yang muncul karena terobosan melalui awan, debu dan benda lainnya. Untuk dapat melihat pencahayaan ini, kondisi lingkungan atau tempat jatuhnya sinar harus memiliki background yang gelap.

Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

Ray of light mudah ditemukan pada waktu pagi hari berkabut atau berasap. Saya sendiri senang memotret dengan teknik ray of light ini, untuk dapat menemukannya dengan mudah yaitu ketika matahari hendak terbenam di mana kondisi cuaca yang agak mendung.

Shutter Count Kamera dan Cara Cek Shutter Count

Shutter Count Kamera - Shutter count kamera adalah jumlah total tombol shutter pada kamera yang telah di tekan. Secara sederhana, pengertian shutter count kamera yaitu jumlah total gambar yang telah diambil dengan menggunakan kamera.

Shutter count kamera dslr sangat penting untuk ketahui dan dipahami, terutama bagi mereka yang baru dan masih 'belajar fotografi pemula' seperti saya di mana seringkali bereksperimen dengan kamera. cara cek shutter count

Ketika pertama kali belajar fotografi, secara sadar atau tidak kita pasti sering memotret (bahkan mungkin setiap hari). Namun secara pribadi saya akui bahwa banyak sekali hasil gambar yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan saya.

Dan pada akhirnya foto-foto tersebut dihapus, tanpa kita sadari kebiasaan tersebut secara langsung berpengaruh terhadap kamera milik kita, terutama shutter count kamera ini. cara cek shutter count
Ada beberapa keuntungan ketika kita mengetahui jumlah total shutter count kamera. Berikut keuntungan dari mengetahui jumlah shutter count kamera. cara cek shutter count, shutter count habis
  • Kita dapat memprediksikan sampai kapan kamera milik kita dapat berfungsi dengan baik. Shutter count kamera sama halnya dengan speedometer yang terdapat pada kendaran mobil dan sepeda motor, yang menunjukkan seberapa jauh kendaraan tersebut telah berjalan.

    Mekanisme kerja kamera sama dengan barang lainnya yang memiliki keterbatasan usia dan jumlah maksimum pemakaian. Ketika shutter count kamera telah mencapai jumlah tertentu maka probabilitas (kemungkinan) terjadi gangguan terhadap mekanisme kerja pada kamera (rusak).
  • Mengurangi beban kerja pada kamera dslr. Ketika kita menekan tombol shutter kamera, beberapa fungsi mekanis yang ada di dalam kamera juga ikut bekerja dalam memproses sampai menampilkan hasil.

    Fungsi mekanisme tersebut saling bekerja satu sama lainnya dalam suatu sistem yang rumit dan tentunya memiliki batasan usia pakai. Pada umumnya standar jumlah shutter count kamera dslr yang baik adalah mampu mencapai sekitar 100 ribu shutter count.

    Idealnya sebuah kamera dslr dapat menghasilkan sekitar 100 ribu foto tanpa mengalami kerusakan mekanis. Beberapa kamera di atas entry-level bahkan mengkalim dapat mencapai jumlah 200 ribu shutter count tanpa mengalami kerusakan mekanis.
     cara cek shutter count
  • Menjadi pertimbangan ketika membeli kamera bekas. Membeli kamera bekas merupakan salah satu hal yang memiliki resiko besar, meskipun harganya seringkali murah meriah. Namun tidak semua kamera bekas tidak selamanya buruk dan beresiko kerusakan.

    Dengan mengetahui shutter count kamera ini, paling tidak kita telah mengambil langkah awal yang sangat penting untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi. Dengan begitu kita dapat lebih teliti dalam menawar harga kamera bekas. Hal ini sebenarnya berlaku untuk berbagai barang lainnya selain kamera.

  • Menjadi pertimbangan ketika meminjamkan kamera pribadi kepada orang lain. Sebenarnya ini lebih mengarah ke urusan pribadi masing-masing. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kamera miliki kita (khususnya shutter count kamera) ketika kita meminjamkannya pada orang lain.

    Bagaimana Cara Cek Shutter Count Pada Kamera?

    Sebagai pemula dalam dunia fotografi, bagaimana cara cek shutter count kamera kita? Untuk dapat mengetahui shutter count kamera ada beberapa cara, di antaranya adalah sebagai berikut.
    shutter count habis, carak cek shutter count
    Potretlah satu foto dengan menggunakan kamera (tanpa editing), saya sarankan untuk memakai settingan kualitas gambar kecil (small) agar tidak berat.
    shutter count habis
    Cara pertama, dengan mengunakan Jeffrey's Exif Viewershutter count habis

    1. Buka situs Jeffrey's Exiff Viewer.
    2. Klik tombol Choose file, lalu pilih foto yang sudah kita siapkan sebelumnya.
    3. Klik tombol View image from file.
    4. Tunggu beberapa saat sampai proses selesai.
    5. Setelah proses selesai, akan muncul banyak sekali informasi data Exif dari foto.
    6. Selanjutnya buka search box pada browser dengan cara menekan tombol Ctrl + F pada keyboard.
    7. Lalu ketikkan shutter count dan tekan enter.
    8. Maka akan tampil angka shutter count, misalnya 39,056.

    Note: Baca kembali tentang data exif foto

    Angka yang didapatkan (contoh di atas 39,056) adalah angka yang menunjukkan bahwa tombol shutter kamera telah ditekan sebanyak 39,056 kali saat menghasilkan foto tersebut

    Cara kedua, dengan menggunakan camerashuttercount (lebih mudah menurut saya).

    1. Buka situ camerashuttercount.
    2. Klik tombol Choose file, lalu pilih foto yang sudah disiapkan sebelumnya.
    3. Klik tombol Upload.
    4. Tunggu beberapa saat sampai proses selesai.
    5. Maka akan muncul informasi jumlah shutter count kamera seperti contoh gambar di bawah ini.

    Shutter Count Kamera dan Cara Cek Shutter Count


    Cara ketiga, dengan menggunakan aplikasi.
    • Download dan install EOS Info. Program ini sangat akurat untuk mengetahui jumlah shutter count kamera SLR Canon (EOS), hanya bekerja di Windows.
    • Jika menggunakan Mac, anda dapat menggunakan iExifer (seharga Rp. 30 ribu) melalui Mac App Store.

    Kamera Full Frame dan Non Full Frame

    Kamera Full Frame dan Non Full FramePerlu anda ketahui bahwa kamera digital saat ini merupakan perkembangan dari kamera film yang telah ada sejak dulu. Pada jaman ketika masih menggunakan negatif film, kamera slr hanya mengenal satu ukuran film yaitu 24mm x 36mm. Sedangkan dijaman digital slr saat ini, kamera menggunakan satu buah sensor untuk menggantikan fungsi film tersebut.


    Meski demikian ukuran sensor yang digunakan pada kamera dslr saat ini tidaklah sama. Sehingga terdapat dua versi utama yang begitu sering kita dengar, yaitu kamera full frame dan kamera non full frame (kamera crop). 

    Kamera Full Frame dan Non Full Frame


    Kamera DSLR Full Frame

    Kamera dslr full frame memiliki ukuran sensor sebesar 24mm x 36mm. Pertama kali dibuat oleh Contax yang mencoba menyesuaikan ukuran sensor nya dengan sensor pada negatif film. Namun karena penjualannya tidak sesuai dengan harapan (harganya terlalu mahal), Contak akhirnya menghentikan produksi kamera ini. Tepatnya di tahun 2002, Canon menawarkan kamera dslr full frame pertama buatannya yaitu Canon EOS 1Ds yang sukses dalam penjualannya.

    Canon lah yang pertama kali memperkenalkan istilah full frame pada kamera tersebut. Yang bertujuan untuk membedakannya dengan kamera yang memiliki sensor lebih kecil.  Jadi pada intinya, kamera dslr full frame adalah semua jenis kamera dslr yang menggunakan ukuran sensor yang sama dengan ukuran film yaitu 24mm x 36mm.

    Kamera Full Frame dan Non Full Frame

    Kamera DSLR Non Full Frame

    Kamera dslr non full frame adalah kamera yang menggunakan ukuran sensor yang lebih kecil bandingkan dengan ukuran sensor film. Terdapat faktor pemotongan (baca tengan 'crop factor') sekitar 1.5 atau 1.6 untuk kamera kelas APS-C dan 2 kali untuk kelas Four Third.

    Kamera non full frame (crop) pada nikon biasanya ditandai dengan notasi DX, sedangkan kamera canon tidak memberikan notasi khusus. Namun selain eos 1D dan 5D Mark, semua kamera dslr canon adalah kamera crop. Sementara kamera kelas Four Third diproduksi oleh Olympus dan Panasonic.

    Keunggulan Kamera DSLR Full Frame Dibandingkan Dengan Non Full Frame

    Dengan menggunakan ukuran sensor yang secara fisik lebih besar, ada beberapa keunggulan kamera full frame dibandingkan dengan kamera non full frame. Antara lain sebagai berikut:
    • Foto yang dihasilkan dari kamera full frame memiliki sedikit noise namun lebih detail. Dengan ukuran sensor yang lebih besar tentu memiliki banyak komponen yang peka terhadap cahaya. Oleh karena kamera full frame lebih peka terhadap kondisi cahaya yang redup dan memungkinkan untuk menghasilkan foto yang jauh lebih baik.
    • Kamera full frame memiliki area fokus yang sempit. Sensor yang ada pada kamera memiliki hubungan yang saling berlawan dengan Depth of Field (DoF). Kamera full frame memiliki DoF yang sempit dibandingkan dengan kamera non full frame, jika menggunakan panjang focal lensa yang sama. DoF yang sempit (shallow) memungkinkan kita untuk membuat foto dengan bokeh yang lebih halus. 
    • Memiliki viewfinder yang lebih besar dan cerah. Hampir semua kamera full frame yang ada memiliki ukuran viewfinder yang besar dan cerah dibandingkan dengan kamera non full frame. Hal ini sangat membantu kita dalam menyusun komposisi foto yang akan kita buat.
    • Kamera full frame lebih mudah digunakan untuk memotret dengan menggunakan lensa wide. Jika kita menggunakan lensa 10mm di kamera full frame maka focal length lensa akan tetap. Namun jika dipasang pada kamera non full frame akan berubah menjadi 15mm (crop 1,5 kali), karena 10mm x 1,5 sama dengan 15mm. Jadi tidak selebar saat menggunakan kamera full frame.
    Kamera Full Frame dan Non Full Frame

    Pada contoh foto di atas, gambar sebelah kiri diambil dengan menggunakan kamera non full frame (crop) sedangkan yang kanan menggunakan kamera full frame. Kedua foto tersebut diambil dengan menggunakan lensa dan settingan nilai aperture yang sama. Anda dapat membandingkan kehalusan bokeh (blur) dari masing-masing foto.

    Keunggulan Kamera DSLR Full Frame Dibandingkan Dengan Non Full Frame

    Kamera full frame memang sangat menggoda untuk dimiliki, namun kamera non full frame juga memiliki keunggulannya sendiri.
    • Harga kamera non full frame lebih terjangkau. Harga body kamera Canon 5D Mark III saat ini sekitar $4,499 (kalikan dengan kurs rupiah). Sementara harga kamera non full frame Canon lebih terjangkau, khususnya bagi kita yang tidak menjadikan fotografi sebagai sumber penghasilan utama.
    • Kamera non full frame dapat dipasang lensa full frame. Kamera full frame hanya bisa menggunakan lensa khususnya (FX dan EF). Sementara kamera non full frame dapat menggunakan lensa full frame (manual focus).
    • Mudah untuk di bawa. Karena memiliki ukuran sensor yang kecil maka komponen mekanis lainnya juga otomatis kecil, sehingga mudah bagi tangan untuk memegangnya.
    • Kamera non full frame membuat focal length lensa menjadi lebih panjang. Sebuah lensa dengan focal length 200mm saat dipasang ke kamera Canon EOS 7D, (dengan faktor crop 1,6) akan menjadi 320mm, memudahkan saat kita memotret objek yang jauh (tele).

    Focal Length Kamera DSLR, Memahami Panjang Fokal Lensa

    Focal Length Kamera DSLR, Memahami Panjang Fokal Lensa - Focal length atau panjang fokal lensa adalah jarak yang terdapat di antara bagian tengah lensa dengan bidang focal (sensor kamera). Focal length kamera dslr (panjang fokal lensa) biasanya ditentukan dalam satuan milimeter dan diberi lambang f, misalnya 18-55mm untuk lensa kit, 10-16mm untuk lensa wide angle, dan 55-300mm pada lensa tele.

    Focal length kamera (panjang fokal lensa) berfungsi untuk menentukan seberapa luas area seluruhnya pada objek yang dapat kita potret. Selain itu, focal length pada kamera juga menentukan seberapa lebar dan sempit area fokus (baca postingan tentang Depth of Field) pada objek utama yang difoto, dengan kata lain bahwa focal length kamera berpengaruh terhadap perspektif perbesaran objek.

    Focal Length Kamera DSLR, Memahami Panjang Fokal Lensa

    Pentingnya Memahami Focal Length Kamera


    Kamera yang memiliki focal length (panjang fokal lensa) yang pendek akan memberikan perspektif (luas area foto) yang lebar (lensa wide). Lalu focal length kamera yang memiliki panjang fokal lensa yang sedang, akan memberikan perspektif perbesaran objek dengan pandangan yang normal (lensa kit dan fix/prime). Sedangkan untuk focal length kamera dengan panjang fokal lensa besar akan memberikan perspektif perbesaran objek yang sempit (lensa tele).

    Jadi jangan heran ketika melihat foto yang menampilkan perspektif tertentu, karena biasanya para fotografer memiliki berbagai jenis lensa dengan panjang fokal lensa yang berbeda-beda, hal ini menyesuaikan kebutuhan dan selera fotografer itu sendiri.

    Jenis Panjang Fokal Lensa Berdasarkan Perspektifnya


    • Lensa Ultra Wide Angle (10-16mm). Menghasilkan cakupan pemandangan yang lebih luas daripada lensa standar, membuat objek tampak lebih kecil dibandingkan lensa normal. Mempunyai DoF ( Depth of Field) yang luar biasa, sehingga dengan focal length nya yang pendek memungkinkan seorang fotografer mengambil foto dengan fokus yang sama mulai dari foreground (latar depan) hingga ke background (latar belakang). Digunakan untuk memotret pemandangan alam (landscape).
    • Lensa Wide Angle (16-28mm). Sering digunakan untuk memotret pemandangan, arsitektur dan interior photography. Lensa yang memiliki focal length 16-28mm ini berguna untuk memotret objek di lokasi dimana tidak dimungkinkan untuk bergerak mundur untuk memuat seluruh pandangan objek yang diinginkan.
    • Lensa Normal (28-40mm). Digunakan untuk pemotretan 3/4 body foto model dan full body dari foto model, atau untuk pemotretan group dengan jumlah orang yang sedikit.
    • Lensa Short Telephoto (40-60mm). Biasa disebut juga sebagai lensa potrait. Lensa yang memiliki focal length 40-60mm inim emberikan perspektif atau pandangan pada kepala dan bahu dari foto model.
    • Lensa telephoto medium (60-135mm). Lensa dengan focal length 60-135mm ini sangat populer untuk photo close-up dan macro photography karena dapat digunakan pada jarak yang dekat antara objek dan kamera.
    • Lensa telephoto panjang (135-300mm). Berguna untuk memperbesar objek foto yang terlalu jauh dari kamera. Lensa dengan focal length 135-300mm ini sangat membantu dalam pemotretan suatu konser seni di panggung, acara olahraga dan foto candid. Dibutuhkan teknik tertentu untuk meminimalkan efek goyangan yang dapat berimbas pada berkurangnya ketajaman hasil foto (baca tetang shutter speed) .
    • Lensa super telephoto (300mm keatas). Lensa dengan focal length lebih dari 300mm ini sangat berguna untuk fotografer yang memotret dengan jarak ratusan meter atau objek kecil dengan jarak puluhan meter. Lensa ini sering digunakan untuk memotret kegiatan olahraga, yang tidak memungkinkan untuk mengambil foto dari jarak dekat (coba perhatikan fotografer pada pertandingan sepak bola yang disiarkan di televisi). 
    Namun terlepas dari itu semua, ukuran focal length kamera (panjang fokal lensa) tidaklah sama dengan ukuran fisik lensa yang terlihat. Jika ada focal length kamera yang menggunakan lensa (dengan panjang fokal) 300mm, bukan berarti ukuran panjang secara fisiknya juga 300mm (30cm).

    Lensa yang tersedia untuk kamera dslr saat ini sudah canggih akibat dari kemajuan teknologi yang ada, karena lensa tersebut menggunakan banyak elemen optik di dalamnya yang bersinergi menjadi sebuah kombinasi. Sehingga panjang fisik lensa bisa menjadi lebih pendek (memudahkan untuk di bawa dengan tangan). focal length kamera dslr

    Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

    Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi - Pencahayaan atau lighting dalam fotografi merupakan sebuah unsur yang paling utama dalam fotografi. Karena fotografi merupakan sebuah kreativitas yang dilakukan dengan cahaya, untuk itu sangatlah penting memahami konsep pencahayaan (lighting) dalam fotografi ini.

    Dalam bidang seni lainnya, seorang seniman menghasilkan karya dengan alat dan kreativitas yang mereka miliki. Jika penyanyi menciptakan karya musik dengan suaranya, pelukis menciptakan karya lukisannya dengan kuas dan tinta, maka fotografer menghasilkan karya melalui kameranya.

    Pemahaman konsep pencahayaan dalam fotografi yang baik dan benar akan menjadi modal yang sangat besar ketika kita mulai berkarya dengan kamera yang kita miliki. Pencahayaan dalam fotografi memiliki peranan sebagai unsur utama untuk menghasilkan foto, sekaligus memberikan efek dan memperkuat karakter dari foto. Oleh karena itu, orang-orang sering mengatakan bahwa fotografi adalah seni melukis dengan cahaya.

    Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi

    Berbagai jenis pencahayaan (lighting) dalam fotografi yang dikenal sampai pada saat ini dapat digolongkan berdasarkan karakterstik tertentu yaitu kualitas cahaya, intensitas cahaya, arah cahaya dan sumbernya. Di antaranya yaitu sebagai berikut.

    Kualitas Cahaya

    Pencahayaan (lighting) dalam fotografi berdasarkan kualitas cahaya terbagi menjadi dua yaitu hard light dan soft light. Dalam dunia fotografi, hard light lebih sering dikenal dengan direct light. Memiliki karakteristik perbedaan highlight (area terang) dan shadow (area gelap) yang besar dan menghasilkan kontras yang tinggi. Sedangkan soft light dikenal dengan diffuse light, memiliki perbedaan yang rendah antara highlight dan shadow, serta kontrasnya yang rendah. Pada contoh gambar di bawah ini, foto sebelah kiri merupakan foto dengan hard light dan sebelah kanan dengan soft light.



    Intensitas Cahaya

    Pencahayaan (lighting) dalam fotografi berdasarkan intensitas cahaya berkaitan erat dengan hubungan timbal balik antara ketersediaan cahaya (kondisi) dan kebutuhan kita saat memotret. Banyak aspek yang mempengaruhinya dalam hal ini, seperti white balace, unsur bayangan, nuansa foto dan berbagai hal lainnya. Karena intensitas cahaya dapat mempengaruhi nuansa warna, kontras, jatuhnya bayangan (shadow) hingga siluet. 

    Setiap kali menekan tombol shutter, kita selalu berhadapan dengan hal ini, karena ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi nilai exposure. Jika penanganannya kurang tepat maka foto yang kita hasilkan akan menjadi terlalu terang (overexposure) atau terlalu redup (underexposure), terlepas dari tujuan kita yang ingin membuat foto dengan teknik multi exposure.

    Arah Cahaya

    Arah cahaya juga merupakan hal yang sangat penting dalam memahami konsep pencahayaan (lighting) dalam fotografi. Jika kita ingin membuat foto siluet, tentu cara yang benar adalah dengan memotret menghadap sumber cahaya (berlawanan dengan arah cahaya). Begitu juga ketika ingin membuat foto potrait tentu kita akan memotret objek dengan membelakangi sumber cahaya.

    Berdasarkan arah cahaya, sebenarnya ada 7 teknik pencahayaan fotografi yang dikenal saat ini namun saya tidak akan membahasnya di sini karena terlalu banyak (silahkan baca tentang 'teknik pencahayaan (lighting) dalam fotografi').

    Sumber Cahaya

    Pencahayaan (lighting) dalam fotografi berdasarkan sumber cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu available light dan artificial light.

    • Available light. Merupakan pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan sumber cahaya yang memang sudah tersedia (alami). Available light sendiri terbagi menjadi natural light dan ambient light. Pada natural light, sumber cahaya diperoleh dari cahaya matahari, cahaya bulan, cahaya bintang dan langit. Sedangkang ambient light diperoleh dari lampu jalanan, api, cahaya lilin dan lain-lain.
    • Artifical Light. Merupakan pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan sumber cahaya yang secara sengaja ditambahkan ketika memotret. Misalnya lampu flash kamera (baik internal maupun external flash).

    Maka mulai dari sekarang, belajar dan pahamilah konsep pencahayaan (lighting) dalam fotografi ini dengan baik dan benar. Karena ini merupakan bekal utama untuk anda berpetualang di dunia fotografi. Karena semua fotografer akan berhadapan dengan hal ini sampai kapanpun, tidak peduli anda masih pemula atau sudah profesional. Salam jepret! ;)